Cerita: Wiro Sableng dan Kiai Gede Tapa Pamungkas

TURUN BANTAYAN - Siapa yang tidak kenal Wiro sableng? Wiro Sableng merupakan tokoh fiksi yang diciptakan oleh Bastian Tito. Dibalik kisah fiksi, ternyata diketahui tokoh Wiro Sableng benar-benar NYATA! Siapa sangka cerita fiksi ini berhubungan dengan legenda zaman dulu. lalu bagaimana awal kisah dari Cerita Wiro Sableng dan Kiai Gede Tapa Pamungkas. Sejak ribuan tahun yang lalu peradaban di nusantara telah terbentuk, antara fakta dan legenda mewarnai keberadaan bangsa ini, masyarakat yang kaya akan budaya justru menjadi warna tersendiri sehingga membedakan antara satu daerah dengan daerah lain nya. Mitos, legenda maupun cerita rakyat terkait tentang kejayaan masa lalu pun hingga sekarang masih banyak yang mempercayai , tidak hanya masyarakat tradisional saja yang percaya akan mitos dan legenda namun masyarakat modern pun percaya akan hal tersebut sehingga memperkaya adat dan budaya yang ada di negeri ini.


Legenda ataupun mitos tentang asal mula terjadinya suatu tempat maupun kisah-kisah para pendekar yang termasyhur di jaman nya masih di kenal sampai sekarang dan keberadaannya pun dijaga oleh masyarakat sehingga menjadi sosok leluhur yang masih di hormati salah satunya dengan mengadakan peringatan maupun upacara adat untuk menghormati arwah para leluhur, sehingga muncullah kisah mistis dari tokoh-tokoh legenda ini.

Salah satu legenda yang masih terjaga dan ada hingga sekarang adalah cerita tentang pendekar sakti madra guna yang berperilaku sederhana dan cenderung gila. Ia adalah Wiro Sableng. Ya, legenda Wiro Sableng alias Pendekar Sableng yang sakti mandra guna. Berani membela yang benar dan menumpas kejahatan. Dengan gayanya yang khas bak seorang yang menderita gangguan jiwa. Dialah si Wiro Sableng.

Baca Juga : legenda Jaka Tarub (kisah cinta dewi nawang wulan)

Siapa yang tidak mengenal Wiro Sableng atau pendekar 212, beliau adalah salah satu tokoh legenda dunia persilatan. Menurut legenda masyarakat setempat, Wiro terlahir dengan nama Wiro Saksono yang sejak bayi telah menjadi yatim piatu, ibunya bernama suci dan ayahnya raden romo weleng, ke dua orang tuanya di bunuh oleh gerombolan perampok yang dipimpin oleh suranyali, setelah membunuh ke dua orang tua nya. Para perampok itu kemudian membakar rumah yang ditinggali oleh orang tua Wiro Sableng, pada saat perampokan, Wiro yang masih bayi di sembunyikan ibunya di kolong tempat tidur.

Ketika rumah tersebut di bakar ada seorang nenek sedang lewat mendengar suara tangisan bayi, sang nenek yang nota bene adalah seorang pendekar dengan sekuat tenaga menolong bayi dari dalam rumah yang terbakar itu. Bayi Wiro pun dibawa ke puncak gunung gede tempat nenek tersebut tinggal Wiro pun dirawat dan dan dijadikan murid oleh nenek yang ternyata bernama sinto gendeng.

Setelah digembleng selama 17 tahun akhirnya Wiro diijinkan untuk turun gunung. Misi pertamanya adalah membalas dendam kematian kedua orangtuanya.

Wiro Sableng dikenal mempunyai ilmu kanuragan yang mumpuni dan beragam. Ilmu tersebut ia peroleh dari guru utamanya yaitu Eyang Sinto Geni, alias Eyang Sinto Gendeng, alias Sinto Gilan, seorang nenek tua yang mempunyai kepandaian silat tinggi dan sangat disegani oleh tokoh-tokoh silat baik golongan hitam maupun golongan putih.

Selain di bekali beragam ilmu kanuragan Wiro Sableng juga dibekali oleh sinto gendeng berupa senjata berupa kapak,yang diberi nama kapak maut naga geni 212 dan Wiro pun memiliki rajah "212" di dadanya sehingga membuatnya semakin perkasa. Selain ilmunya di peroleh dari guru utamanya, Wiro juga memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan berkelana kepenjuru nusantara dan dunia seperti ke cina dan jepang. Sehingga dia mendapatkan ilmu kanuragan dari banyak guru.

Wiro Sableng adalah pendekar yang memiliki karakter kuat dimana kata sableng dilekatkan di belakang namanya karena karakternya yang suka bercanda dan cenderung selengekan, karakter yang "ngedan" ini terbentuk karena termindset sejak bayi dia tidak pernah berkumpul dengan siapapun hanya dengan gurunya saja yang juga memiliki katakter yang juga selengekan dan suka bercanda dan dari hal tersebut secara otomatis membentuk perilakunya, namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia sifat dan sikap Wiro cenderung berubah dan terlihat matang serta bijaksana. Berpikirnya pun lebih dewasa serta mengurangi kesablengannya yang kadang menyakiti perasaan orang lain.

Begitulah legenda Wiro Sableng. Pendekar sakti rendah hati nan memiliki selera humor tinggi ini sangat mengena di hati masyarakat hingga banyak sekali yang ingin belajar ilmu kanuragan yang dimilikinya
Dendam Orang-orang Sakti

Saat itu dia berada di tepi sebuah jurang. Dalam larinya tadi dia tak memperhatikan lagi ke mana tujuannya sehingga di mana dia berada saat itu adalah satu tempat yang jarang didatangi manuisia. Sunyi senyap mencengkam menegakkan bulu roma. Matanya yang berkunang-kunang, pemandangannya yang semakin mengelam dan daya tenaga yang sudah habis sampai ke batasnya membuat tubuhnya tak ampun lagi jatuh terperosok ke dalam jurang ketika salah satu kakinya terserandung di bebatuan yang menonjol di tepi jurang.

Empat Berewok Dari Goa Sanggreng
''Ini!” kata laki-laki berkumis melintang itu dengan suara kasar. ”Berikan sama dia! Aku harus terima jawaban hari ini juga, Kalingundil!! Kau dengar!?” Orang yang bernama Kalingundil mengangguk. Diambil surat yang disodorkan.
Kalau dia banyak bacot…..,” kata laki-laki berkumis melintang itu pula, ”bikin beres saja. Berangkat sekarang, jika perlu bawa Saksoko!” Kalingundil berdiri dan meninggalkan ruangan itu. Dan bila Kalingundil baru saja lenyap di balik pintu maka menggerendenglah Suranyali, laki-laki yang berkumis tebal itu.
Betul-betul perempuan laknat! Perempuan haram jadah!” Dibulatkannya tinju kanannya dan dipukulkannya meja kayu jati di hadapannya,,,Brakk!!” Papan meja pecah. Keempat kaki meja amblas sampai tiga senti ke dalam lanci ubin dan ubin sendiri retak-retak! Kemudian dia berdiri. Tubuhnya menggeletar oleh amarah yang hampir tak bisa dikendalikannya lagi. Dan mulutnya terbuka kembali. Dia memaki-maki seorang diri.

Keris Tumbal Wilayuda
SUARA beradunya berbagai macam senjata, suara bentakan garang ganas yang menggeledek di berbagai penjuru, suara pekik jerit kematiansera suara mereka yang merintih dalam keadaan terluka parah dan menjelang meregang nyawa, semuanya menjadi satu menimbulkan suasana maut yang menggidikkan Di mana-mana darah membanjir! Di mana-mana bertebaran sosok-sosok tubuh tanpa nyawa! Bau anyir darah memegapkan nafas, menggerindingkan bulu roma! Pertempuran itu berjalan terus, korban semakin banyak yang bergelimpangan, mati dalam cara berbagai rupa. Ada yang terbabat putus batang lehernya. Ada yang robek besar perutnya sampai ususnya menjela-jela. Kepala yang hampir terbelah, kepala yang pecah, dada yang tertancap tombak. Kutungan-kutungan tangan serta kaki

Kisah di balik kesaktian Kapak Naga Geni 212
Sinto gendeng sang guru utama wiro sableng menyatakan kalau dialah sang pembuat Kapak Naga geni 212, Namun pengakuan itu disanggah rekan seperguruan nya yang bernama Tua Gila bahwa kapak ini adalah warisan dari guru mereka sewaktu muda yaitu Eyang Kyai Gede Tapa Pamungkas.

Misteri di balik kisah seputar kapak ini terus berkembang. Kapak ini pun diperoleh eyang kyai gede tapa pamungkas dengan cara yang tidak mudah, selain harus bertapa di puncak gunung gede yang di kenal angker ia juga harus mengalahkan ribuan godaan baik dari alam nyata maupun alam lelembut yang berusaha menggoyahkan niatnya untuk mendapatkan senjata sakti ini.namun akhirnya segala rintangan pun terlalui tanpa sia-sia. Kapak maut naga geni 212 ternyata berasal dari penjelmaan naga jantan. Memiliki pasangan sebuah senjata penjelmaan naga betina. Pedang naga suci 212.

Maut Bernyanyi Di Pajajaran
Di bawah terik panasnya matahari di siang bolong itu maka bertiuplah angin kencang dan gersang. Debu pasir di pedataran beterbangan ke udara, memekat tebal, menutup pemandangan beberapa saat lamanya. Suara siulan aneh yang melengking-lengking membawakan lagu tak menentu terdengar di lereng bukit di ujung pedataran. Siulan aneh ini seperti mau menerpa dan menumbangkan hembusan angin gersang yang datang dari pedataran. Tiba-tiba sekali suara siulan aneh ini terhenti! Sebagai gantinya mengumandangkan suara tertawa mengekeh di seantero bukit. Pemuda berpakaian putih yang ada di puncak bukit saat itu memandang ke samping. Sebelum jelas telinganya menangkap suara tertawa tadi sejenis cairan harum telah melesat ke arahnya. Kalau saja dia tidak cepat-cepat melompat ke belakang pastilah sebagian mukanya kena disambar cairan itu. Cairan yang tak mengenai si pemuda baju putih rambut gondrong ini menghatam pohon besar. Bukan olah-olah hebatnya semburan cairan aneh tadi itu.

Kesaktian Wiro Sableng
Dari beberapa nara sumber, wiro sableng memiliki lebih dari 10 jurus kesaktian yaitu ,,,

Pukulan Harimau Dewa
Diwariskan oleh Datuk Rao Basaluang Ameh, mahluk setengah roh setengah manusia dari kepulauan Andalas. Di awali dengan tiupan di tangan sebelah kanan yang memunculkan gambar kepala harimau putih (Datuk Rao Bamato Hijau), pukulan ini sanggup menghancurkan apa saja tanpa perlu mengeluarkan tenaga dalam. Hanya beberapa musuh utama Wiro Sableng yang dapat mematahkan / mengimbangi pukulan Harimau Dewa ini, seperti Datuk Lembah Akhirat, yang mempunyai tenaga dalam setingkat para Dewa (yang didapat dari menghisap tenaga dalam para pendekar yang lain).

Pukulan Sinar Matahari
Diajarkan Sinto Gendeng alias Sinto Weni. Berupa sinar menyilaukan berwarna putih keperakan yang sangat panas. Diawali dari sinar putih keperakan memancar dari tangan, kemudian tangan digerakkan dengan gerakan memukul, dan sinar putih perak itu ditembakkan kepada lawan (energy blast/energy shot). Kekuatan pukulan ini adalah suhu yang sangat tinggi, dan dalam episode Halilintar Di Singosari, pukulan Sinar Matahari disebutkan dapat melumerkan borgol besi. Pukulan Matahari juga sangat berguna di dunia batin.Terutama yang bisa mengeluarkan Ruhnya dari Jasadnya untuk sementara.

Pukulan Angin Es
Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa suhu yang sangat dingin. Mampu membuat lawan tak dapat bergerak karena sangat kedinginan. Gerakannya berupa mengangkat kedua tangan lalu telapak tangan dikembangkan dan diputar perlahan-lahan, kemudian suhu udara di sekitar lokasi mulai dingin dan dapat membuat lawan yang dituju menjadi kaku seperti salju. Ilmu kesaktian ini biasa digunakan Wiro sewaktu menghadapi musuh yang mempunyai kesaktian berintikan api atau panas. Mayat Hidup dari Gunung Klabat dikalahkan Wiro dengan pukulan ini.

Pukulan Angin Puyuh
Diajarkan Sinto Gendeng. Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Dewa topan menggusur gunung
Diajarkan Tua Gila. Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Benteng Topan melanda samudera
Berupa hempasan angin yang sangat deras.

Pukulan Kunyuk melempar buah
Berupa hempasan angin yang deras dan berat, seperti sebongkah batu besar yang dilemparkan.

Ilmu silat Orang Gila
Diajarkan Tua Gila, paman guru (kakak seperguruan eyang sinto gendeng) Wiro di Pulau Andalas (sekarang Pulau Sumatera). Berupa gerakan-gerakan silat (martial arts) yang terlihat ngawur dan mirip gerakan orang gila, namun sangat berbahaya.

Pukulan Dinding Angin Berhembus Tindih-Menindih
Diajarkan Sinto Gendeng, berupa angin dahsyat yang berhembus menyebar dan menggempur susul menyusul hanya dengan sekali pukul. Keistimewaan pukulan ini adalah fungsinya yang bersifat 3 dalam 1; dapat digunakan menyerang, bertahan, sekaligus mengembalikan serangan lawan ke pemiliknya.

Ilmu Pedang Pendekar Pedang Akhirat
Diajarkan dedengkot rimba kangouw Tiongkok , Pendekar Pedang Akhirat (Long Sam Kun), berupa tiga jurus ilmu pedang tingkat tinggi yang masing-masing bernama Cip-hian Jay-bong (Tiba-tiba Muncul Pelangi), Lo-han Ciang-yau (Malaikat Menundukkan Siluman) dan Kui-gok Sin-ki (Iblis Meratap Malaikat Menangis).

Nara Sumber; Legenda Wiro Sableng dan Wikipedia

0 Response to "Cerita: Wiro Sableng dan Kiai Gede Tapa Pamungkas"

Posting Komentar

Selamat datang dan Semoga bermanfaat !!!